Kamis, 27 Oktober 2016

Sistem Keuangan

A.   Sistem Keuangan
Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi, sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi dan melaksanakan pembayaran secara baik. Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan
Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan. Ketidakstabilan sistem keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan kombinasi antara kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku masyarakat umum. Kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal (internasional) dan internal (domestik). Risiko yang sering menyertai kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.
Meningkatnya kecenderungan globalisasi sektor finansial yang didukung oleh perkembangan teknologi  menyebabkan sistem keuangan menjadi semakin terintegrasi tanpa jeda waktu dan batas wilayah. Selain itu, inovasi produk keuangan semakin dinamis dan beragam dengan kompleksitas yang semakin tinggi. Berbagai perkembangan tersebut selain dapat mengakibatkan sumber-sumber pemicu ketidakstabilan sistem keuangan meningkat dan semakin beragam, juga dapat mengakibatkan semakin sulitnya mengatasi ketidakstabilan tersebut.
Identifikasi terhadap sumber ketidakstabilan sistem keuangan umumnya lebih bersifat forward looking (melihat kedepan). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi risiko yang akan timbul serta akan mempengaruhi kondisi sistem keuangan mendatang. Atas dasar hasil identifikasi tersebut selanjutnya dilakukan analisis sampai seberapa jauh risiko berpotensi menjadi semakin membahayakan, meluas dan bersifat sistemik sehingga mampu melumpuhkan perekonomian.  
Stabilitas sistem keuangan (SSK) pada tahun 2013 tetap terjaga, meskipun sempat mengalami tekanan terimbas perlambatan ekonomi dan gejolak pasar keuangan global. Tetap terjaganya stabilitas sistem keuangan sejalan dengan tetap meningkatnya kinerja perbankan nasional yang tercermin dengan naiknya volume kredit dan laba perbankan serta didukung perbaikan efisiensi. Kinerja perbankan yang meningkat juga didukung ketahanan perbankan yang kuat. Ketahanan perbankan yang kuat dan kinerja yang meningkat telah memberi ruang yang cukup bagi industry perbankan untuk menyerap peningkatan risiko – risiko, terutama potensi peningkatan risiko kredit, tetapi potensi risiko ini tetap haris dimitigasi dengan baik.

B.   Kinerja Perbankan
         Kinerja industri perbankan, sebagai bagian dari sector keuangan Indonesia, tetap solid dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga. Stabilitas sistem keuangan didukung oleh kinerja perbankan yang positif baik dari segi fungsi intermediasi perbankan maupun efisiensi. Dari sisi intermediasi, kinerja perbankan masih menunjukkan perkembangan positif meskipun cenderung melambat. Sementara itu, peran perbankan dalam pembangunan nasional semakin meningkat yang tercermin dari rasio kredit terhadap PDB Indonesia pada 2013 yang tercatat sebesar 36%, meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 32%.  Namun jika dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang berada di atas 100%, Indonesia masih dikatakan relative rendah. Relative rendahnya rasio kredit terhadap GDP antara lain disebabkan oleh suku bunga kredit perbankan yang masih cukup tinggi dibandingkan Negara lain terkait tingginya biaya dana.
         Berdasarkan tujuannya , penyaluran kredit produktif masih tetap dominan dibandingkan dengan kredit konsumsi. Kondisi ini dipicu oleh meningkatnya pertumbuhan kredit investasi yang cukup besar. Pertumbuhan kredit investasi yang meningkat di tengah penurunan sumbangan investasi terhadap PDB, menunjukkan bahwa kalangan pebisnis masih optimis terhadap kondisi perekonomian nasional dalam jangka menengah panjang.
         Berdasarkan sektornya, pada tahun 2013 hampir semua sector ekonomi mengalami perlambatan pertumbuhan kredit dibandingkan tahun sebelumnya. Perlambatan kredit di sector perdagangan sejalan dengan perlambatan ekonomi dan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi , sehingga pedagang cenderung bertindak lebih rasional dengan menjaga persediaan barang sesuai dengan jumlah permintaan. Perlambatan kredit di sector perdagangan juga sejalan dengan perlambatan penjualan barang- barang impor sebagai dampak dari kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia terkait pengendalian defisit neraca berjalan.
         Berdasarkan sector ekonomi, penyaluran KUR masih didominasi sector perdagangan dan pertanian termasuk perikanan. Dominasi penyaluran kredit ini dipengaruhi oleh perputaran usaha perdagangan yang lebih menguntungkan dan risiko yang lebih terukur dibandingkan sector lainnya.  Untuk mendukung ekspansi penyaluran kredit tersebut, perbankan masih mengandalkan DPK sebagai sumber utama pembiayaan kredit. Peningkatan kredit yang tidak ditopang oleh peningkatan DPK telah mendorong Perbankan untuk mencairkan alat likuidnya.
         Dari sisi profitabilitas, perbankan mencatat pertumbuhan laba yang positif dan Return on Assets (ROA) yang masih terjaga pada kisaran 3%. Peningkatan laba berasal dari pendapatan bunga kredit sejalan dengan peningkatan volume dan suku bunga kredit. Disamping itu peningkatan laba juga berasal dari pendapatan nonoperasional lainnya.
         Dari sisi permodalan, ketahanan perbankan nasional semakin meningkat di tengah tekanan perlambatan ekonomi. Peningkatan tersebut meruapakan dampak dari kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia sehingga rasio permodalan perbankan tetap berda pada level minimum yang dipersyaratkan bahkan lebih baik dibandingkan dengan kondisi krisis tahun 2008.
         Dari sisi likuiditas, risiko likuiditas juga masih terjaga di tengah gejolak eksternal dan kebijakan moneter yang ketat. Likuiditas industry perbankan pada paruh kedua 2013 sedikit menurun naming masih dalam keadaan aman.  Untuk menjaga likuiditas perbankan pada paruh kedua 2013 Bank Indonesia telah telah mengeluarkan bauran kebijakan.

C.   Pasar Keuangan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
1.      Pasar Keuangan
Pasar uang (money market) adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana- dana atau surat- surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun yang dapat disalurkan melalui lembaga – lembaga perbankan . Pasar uang juga bisa diartikan sebagai suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjual-belikan didalam pasar uang.
Adapun fungsi dari pasar keuangan yaitu :
a.       Melakukan fungsi dasar dalam mengalirkan dana dari pelaku ekonomi yang memiliki kelebihan dana kepada mereka yang kekurangan dana.
b.      Meningkatkan efisiensi ekonomi dengan menghasilkan alokasi capital yang efisien untuk meningkatkan produksi.
c.       Secara langsung meningkatkan kepuasan konsumen dengan meningkatkan daya beli yang lebih baik.
Jenis – jenis pasar keuangan diantaranya :
a.      Pasar Obligasi
Pasar obligasi merupakana sarana pembiayaan melalui penerbitan obligasi dan merupakan sarana perdagangan obligasi. Sentimen negative yang berasal dari perkembangan ekonomi global dan domestic telah menjadi penyebab turunnya kinerja pasar Surat Berharga Negara (SBN). Penurunan kinerja pasar SBN dapat tertahan sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia. Penurunan kinerja pasar SBN tersebut ditunjukkan oleh kenaikan imbaal hasil tiap tenor.
Seiring dengan tertahannya kenaikan imbal hasil atau penurunan harga pada pasar SBN, investor nonresident tercatat menambah kepemilikikan SBN. Kinerja pasar obligasi korporasi menunjukkan sedikit penurunan khususnya pada pasar perdana. Meskipun pemerintah masih melanjutkan relaksasi peraturan pasar modal mengenai penerbitan obligasi yang berkelanjutan, namun kinerja penerbitan obligasi korporasi masih belum seperti yang diharapkan.
b.      Pasar saham
Pasar Saham merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham, dan merupakan sarana perdagangan saham. Pasar saham domestic menunjukkan penurunan kinerja pada tahun 2013, walaupun sempat mengalami penguatan pada paruh pertama tahun 2013. Namun, dalam perkembangannya faktor risiko eksternal dan domestic yang kembali meningkat telah menyebabkan koreksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pasar saham domestic yang menguat sampai bulan Mei 2013, dipengaruhi sentiment positif dari China dan Amerika Serikat.
Kinerja pasar saham setelah bulan Mei 2013 mengalami tekanan seiring dengan portfolio adjustment yang dilakukan oleh investor- investor di Negara emerging market. Tekanan pada pasar saham tersebut bersumber dari sentimen negative yang berasal dari perkembangan ekonomi domestic maupun ekonomi global. Sentiment negative tersebut mendorong investor nonresident mengurangi kepemilikannya di pasar saham. Menghadapi tekanan tersebut, Bank Indonesia bersama pemerintah berhasil merespons melalui bauran kebijakan yang secara tidak langsung berdampak positif dalam upaya pembalikan arah pergerakan di pasar saham.

2.      Lembaga Keuangan Bukan Bank
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP-38/MK/IV/1972, Lembaga keuangan Bukan bank (LKBB ) adalah semua lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan-perusahaan. 
Bentuk usaha lembaga keuangan bukan bank di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.       Badan hukum Indonesia yang didirikan oleh warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia dalam bentuk kerjasama dengan badan hukum asing.
b.      Badan hukum asing dalam bentuk perwakilan dan lembaga keuangan yang beredudukan di luar negeri.
Adapun kegiatan usaha yang dilakukan oleh lembaga keuangan bukan bank adalah sebagai berikut :
a.       Menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat- surat berharga bank lainnya.
b.      Memberikan kredit jangka menengah dan panjang kepada perusahaan atau proyek yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta.
c.       Menjadi peranfara bagi perusahaan-perusahaan Indonesia dan badan hukum pemerintah untuk mendapatkan kredit dan dalam maupun luar negeri.
d.      Melakukan penyertaan modal di perusahaan-perusahaandan penjualan saham-saham di pasar modal.
e.       Melakukan usaha lain di bidang keuangan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.
f.       Menjadi perantara bagi perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan tenaga ahli di bidang keuangan.
         Secara umum, LKBB mencatat pertumbuhan positif pada tahun 2013. Perusahaan asuransi mencatat pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2013, sehingga perannya dalam pengelolaan risiko pada pasar keuangan tetap terjaga. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan jumlah asset pada tahun 2013 yang mencapai 9,2%. Pertumbuhan positif LKBB, khususnya asuransi dan dana pension di pasar keuangan domestic tidak terlepas dari perubahan strategi investasi dan perbaikan struktur industry.
         Arah kebijakan investasi perusahaan asuransi dan dana pension mulai mengalami pergeseran. Hal ini ditunjukkan oleh semakin meningkatnya jenis investasi berbasis saham, obligasi dan reksadana secara proporsional.  Selain berdampak positif bagi perkembangan pasar keuangan domestic, peningkatan tersebut juga mendorong peningkatan kinerja keuangan LKBB.

3.      Struktur Investor dan Produk – produk Pasar Keuangan
Dinamika di pasar saham nasional menunjukkan peran investor domestic mengalami penurunan. Meskipun demikian, investor domestic masih cukup berperan besar sebagai shock absorber dalam mengimbangi investor asing. Pada pasar SBN, pelaku nonresident dan perbankan domestic masih mendominasi pergerakan harga pada tahun 2013. Sebagaimana tahun 2012, masih tingginya minat investor asing pada pasar SBN pada tahun 2013 merupakan cerminan atas tingginya kepercayaan investor global pada kondisi perekonomian Indonesia dan ketertarikan atas imbal hasil yang kompetitif.
Sementara itu, meningkatnya peran perbankan, lemabaga asuransi dan dana pension domestic pada pasar SBN secara bersamaan mampu menjadi stabilisator terhadap tekanan jual yang dilakukan investor nonresident. Hal tersebut tidak terlepas dari intensi Bank Indonesia dalam penggunaan SBN sebagai instrument moneter.

Peningkatan kinerja pasar keuangan domestic tidak terlepas dari semakin beragamnya produk – produk investasi yang ditawarkan. Semakin bervariasinya produk yang ditawarkan bertujuan untuk memperluas basis investor sekaligus sebagai strategi diversifikasi risiko baik yang dilakukan untuk kepentingan investor maupun kepentingan para pelaku bisnis. Mengingat sumber utama struktur pendanaan perusahaan pembiayaan berasal dari pinjaman bank, startegi penawaran produk pembiayaan lebih ditujukan kepada sector – sector konsumsi berjangka pendek.             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar