Kamis, 27 Oktober 2016

ANGGARAN BAHAN BAKU

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bahan baku merupakan bahan langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dar produk jadi yang dapat dengan mudah ditelusuri dalam suatu produk danharganya relative tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu. Namun, dalam kenyataannya di suatu perusahaan, seringkali persediaan bahan baku tidak tepat sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, maka diperlukan suatu perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah dengan penyusunan budget (anggaran). Anggaran  bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa definisi dari bahan baku secara umum?
1.2.2        Apakah tujuan penyusunan anggaran bahan baku ?
1.2.3        Apa saja fungsi dari anggaran bahan baku ?
1.2.4        Bagaimana komponen- komponen dalam anggaran bahan baku ?
1.2.5        Bagaimana perhitungan bahan baku ?
1.2.6        Bagaimana penyusunan anggaran bahan baku ?
1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui definisi dari bahan baku secara umum.
1.3.2        Untuk menjelaskan tujuan penyusunan anggaran bahan baku.
1.3.3        Untuk menjelaskan fungsi dari anggaran bahan baku.
1.3.4        Untuk mengetahui komponen- komponen dalam anggaran bahan baku.
1.3.5        Untuk menjelaskan perhitungan bahan baku.
1.3.6        Untuk menjelaskan cara penyusunan anggaran bahan baku.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Baku
Bahan mentah meliputi bahan baku dan bahan pembantu. Bahan baku merupakan bahan langsung yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi yang dapat mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relative tinggi dibandingkan dengan bahan baku. Dalam proses produksi, bahan baku dikeleompokkann menjadi dua bagian yaitu :
1.      Bahan baku langsung, yang merupakan bagian barang jadi yang dihasilkan. Biaya bahan baku merupakan biaya variable bagi perusahaan karena berbanding lurus dengan barang jadi yang dihasilkan.
2.      Bahan baku tidak langsung, yang merupakan bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.
Bahan baku dipakai dianggarkan dalam satuan (unit) uang disebut anggaran biaya bahan baku (BBB) dan juga disebut dengan biaya bahan baku standar (BBBSt). Anggaran biaya bahan baku adalah kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) dikali harga standar bahan baku (HSt) per unit atau dinyatakan dengan rumus :
Anggaran BBB = KSt x HSt
Bahan baku dipakai yang dianggarkan dalam satuan (unit) barang disebut kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt). Kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) adalah unit ekuivalen produk (P) dikali kuantitas standar bahan baku per unit produk (KSBB), dinyatakan dengan rumus :
KSt = P X KSBB
Unit ekuivalen produk dihitung bila dalam anggaran produk terdapat sediaan produk dalam proses, tetapi bila tidak terdapat sediaan produk dalam proses maka unit ekuivalen produk= produk jadi dihasilkan periode ini. Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, maka diperlukan suatu perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah dengan penyusunan budget (anggaran). Anggaran  bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang
2.2  Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Adapun tujuan penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :
a.       Dapat diketahui kuantitas bahan baku dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan dibeli selama periode tertentu
b.      Dapat diketahui harga bahan baku
c.       Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada anggaran bahan baku, sehingga dapat diketahui kas yang disediakan untuk membeli bahan baku.
d.      Dalam penyusunan anggaran bahan baku terdapat biaya bahan baku yang merupakan salah satu unsure biaya pabrik, sehingga dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi.
e.       Secara keseluruhan, dengan anggaran bahan baku dimaksudkan untuk menjaga kelancaran produksi.

2.3  Fungsi Anggaran Bahan Baku
Anggaran bahan baku memiliki fungsi sebagai berikut :
1.      Sebagai dasar untuk menysun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah dubutuhkan dalam proses produksi.
2.      Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya bahan mentah, besarnya biaya bahan mentah ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses produksi.
3.      Sebagai data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah.

2.4  Komponen Anggaran Bahan Baku
Anggaran Bahan baku biasanya memerlukan 4 (empat) sub-anggaran, yaitu:
Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang. Informasi yang tercantum dalam anggaran kebutuhan bahan baku langsung adalah: 
a.       Jenis produk jadi yang dihasilkan 
b.       Jenis bahan baku yang digunakan 
c.        Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi.
d.       Standard Usage Rate 
e.        Waktu penggunaan bahan baku langsung 
f.        Kuantitas produk jadi 
2.      Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran  yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi. Informasi yang tercantum dalam anggaran pembelian bahan baku adalah: 
a.       Jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi 
b.       Jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli 
c.        Harga beli per satuan bahan baku langsung.
3.      Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung
Anggaran  yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus disimpan sebagai persediaan. Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku adalah:
a.       Volume produksi selama suatu periode waktu tertentu 
b.       Volume minimal bahan baku langsung 
c.        Besarnya pembelian yang ekonomis 
d.       Taksiran perubahan harga beli bahan baku langsung di waktu yang akan datang. 
e.        Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku langsung 
f.        Tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak.
Adapun beberapa informasi yang tercantum dalam anggaran persediaan bahan baku adalah:
a.       Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan 
b.      Jumlah bahan baku langsung yang tersisa sebagai persediaan 
c.       Harga beli per satuan bahan baku langsung 
d.      Nilai bahan baku langsung yang tersimpan sebagai persediaan.
e.        
4.      Anggaran Biaya Bahan Baku langsung yang habis dipergunakan
Anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang) bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi. Adapun beberapa informasi yang tercantum dalam anggaran biaya bahan baku langsung adalah: 
a.       Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan 
b.       Kuantitas bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi 
c.        Harga per satuan bahan baku langsung 
d.       Nilai bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi. 
e.        Jenis produk jadi yang menggunakan bahan baku langsung. 
f.        Waktu pemakaian bahan baku langsung. 
2.5  Perhitungan Bahan Baku
Dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya- biaya lain yang diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli. Dalam sistem pembelian bahan baku terdapat dokumen sumber dan dokumen pendukung yang menunjang pencatatan bahan baku.
1.      Sistem Pembelian Bahan Baku
a.       Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku
Jika persediaan bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat minimum pemesanan kembali, bagian gudang kemudian membuat surat permintaan pembelian untuk dikirimkan ke bagian pembelian.
b.      Prosedur Order Pembelian
Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat permintaan pembelian dari bagian gudang. Untuk pemilihan pemasok, bagian pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok yang berisi permintaan informasi harga dan syarat – syarat pembelian dari masing – masing pemasok tersebut. Setelah pemasok yang dianggap baik dipilih, bagian pembelian kemudian membuat surat order pembelian untuk dikirimkan kepada pemasok.
c.       Prosedur Penerimaan Barang
Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order pembelian yang diterimanya. Bagian penerimaan yang bertugas menerima barang mencocokkan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian. Apabila bahan baku yang diterima telah sesuai dengan order, bagian pembelian membuat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan ke bagian akuntansi.
d.      Prosedur Pencatatan Penerimaan Barang di Gudang
Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari pemasok kepada bagian gudang. Bagian gudang menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah bahan baku yang diterima dalam kartu gudang pada kolom “masuk”. Kartu gudang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi tiap- tiap jenis barang gudang yang berisi informasi kuantitas tiap- tiap jenis barang yang disimpan di gudang dan tidak berisi informasi mengenai harganya.
e.       Prosedur Pencatatan Utang
Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian memberikan tanda tangan di atas faktur pembelian sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah memnuhi syarat- syarat pembelian yang ditentukan oleh perusahaan. Faktur pembelian dilampiri dengan tembusan surat order pembelian dan laporan penerimaan barang yang dicatat oleh bagian akuntansi.
2.      Biaya yang Dihitungkan dalam Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli
Harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang tercam dalam faktur pembelian saja. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli ditambah dengan biaya- biaya pembelian dan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah. Harga beli dan biaya angkut merupakan unsure yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, sedangkan biaya- biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan, dan biaya akuntansi bahan baku merupakan unsure – unsure biaya yang sulit diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.  Perlakuan terhadap biaya angkutan dapat dibedakan sebagai berikut :
a.       Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
Alokasi biaya angkutan kepada masinh- masing jenis bahan baku yang dibeli dapat didasarkan pada perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli, perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli, dan biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka.
b.      Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsure- unsure biaya overhead pabrik.
3.      Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi
Adapun beberapa metode penentuan pokok bahan baku dipakai dalam produksi yang meliputi :
a.       Metode identifikasi khusus
Setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga pokok per satuan beberapa bahan baku tersebut dibeli. Kesulitan dalam metode ini terletak pada penyimpanan bahan baku di gudang.
b.      Metode masuk pertama keluar pertama
Metode ini menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang yang digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai.
c.       Metode masuk terakhir keluar pertama
Metode ini menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang dipakai menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi
d.      Metode rata- rata bergerak
Pada metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga rata- ratanya dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya
e.       Metode biaya standar
Dalam metode biaya standar, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar harga standar yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.
f.       Metode rata- rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan
Dalam metode ini, tiap akhir bulan dilakukan penghitungan harga pokok rata- rata per satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang.

2.6  Penyusunan Anggaran Bahan Baku
            Dalam menyusun anggaran bahan baku yang akan dibeli diperlukan kerjasama yang erat antara bagian produksi yang akan memakai bahan, bagian pembelian yang akan melaksanakan pembelian bahan dan mengetahui harga bahan, bagian penerima dan gudang bahan yang akan mengelola bahan yang dibeli sampai dengan dipakai, bagian keuangan yang mengatur dana untuk pembelian bahan, serta bagian akuntansi biaya (Supriyono, 2010:27). Dasar penyusunan anggaran bahan baku bersumber dari anggaran produk, sediaan bahan baku, dan harga standar bahan baku. Rumus yang dapat digunakan untuk menyusun anggaran bahan baku sebagai berikut.
Belian bahan baku                   xx unit @ Rp xx = Rp xxx
Sedian bahan baku awal         xx unit @ Rp xx = Rp xxx   +
Bahan baku tersedia                xx unit @ Rp xx = Rp xxx
Sediaan bahan baku akhir       xx unit @ Rp xx = Rp xxx   -
Bahan baku dipakai (BBB)     xx unit @ Rp xx = Rp xxx
            Dalam penyusunan anggaran bahan baku tidak diperlukan metode penilaian sediaan seperti metode FIFO atau MPKP, metode rata-rata, dan metode LIFO atau MTKP. Hal ini karena metode penilaian sediaan berkaitan dengan penentuan harga pokok bahan baku per unit, sedangkan penyusunan anggaran sudah ditentukan harga pokok standar bahan baku per unit. Umumnya harga pokok bahan baku per unit yang dibeli pada kenyataannya berbeda pada saat beli yang satu dengan saat beli yang lain, sehingga dalam pencatatan perlu menentukan harga bahan baku per unit. Pada penyusunan anggaran, harga bahan baku per unit dianggap tidak berubah pada periode anggaran yaitu sesuai dengan harga standar bahan baku per unit (HSt).
            Anggaran bahan baku terdiri dari anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran bahan baku dipakai, anggaran sediaan bahan baku, dan anggaran belian bahan baku. Anggaran belian bahan baku disusun untuk keperlian penyusunan anggaran yaitu untuk menentukan anggaran kas keluar untuk beli bahan baku dan untuk menentukan anggaran utang. Anggaran belian bahan baku disusun berdasarkan anggaran sediaan bahan baku dan anggaran bahan baku dipakai. Anggaran bahan dipakai disusun berdasarkan anggaran produk, dan biaya bahan baku standar per unit produk.
1.      Biaya Bahan Baku Standar per unit Produk
Biaya bahan baku standar per unit produk (BBBSP) terdiri dari kuantitas standar bahan baku dan harga standar bahan baku. Kuantitas standar bahan baku (KSBB) adalah taksiran sejumlah unit bahan baku diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengelolahan produk, maupun mutunya. Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis, analisis catatan masa lalu dalam bentuk menghitung rata-rata bahan baku dipakai untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu, menghitung rata-rata bahan baku dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu, menghitung rata-rata bahan baku dipakai dalam pelaksaan pekerjaan yang paling baik.
Misalkan dalam memproduksi kecap diperlukan bahan baku berupa kedelai dan gula merah. Untuk memproduksi per botol kecap diperlukan kuantitas standar bahan baku berupa kedelai dan gula merah sebagai berikut.
Jenis Kecap
Kedelai
Gula Merah
Kecap Sedang
2 ons
2 ons
Kecap Manis
1 ons
3 ons
Kecap Asin
2 ons
1 ons

Harga standar bahan baku adalah taksiran harga per unit bahan baku. Harga standar bahan baku umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, katalog, atau informasi yang sejenis dan informasi lain yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang. Harga pokok bahan baku meliputi harga beli bahan baku dan ongkos untuk memperoleh bahan baku berupa ongkos perjalanan dan angkut bahan baku, ongkos dokumen bahan baku, ongkos bongkar muat bahan baku, dan ongkos bahan baku lainnya.
Biaya bahan baku standar (BBBSP) adalah kuantitas standar bahan baku (KSBB) dikali harga standar bahan baku (HSt), atau dinyatakan dengan rumus :
                  BBBSP = KSBB x HSt
Jenis Kecap
Kedelai
Gula Merah
BBBSP per Botol Kecap
KSBB (Ons)
HSt (Ons)
BBBSP
KSBB (Ons)
HSt (Ons)
BBBSP
Sedang
2
Rp 100
Rp 200
2
Rp 60
Rp 120
Rp 320
Manis
1
Rp 100
Rp 100
3
Rp 60
Rp 180
Rp 280
Asin
2
Rp 100
Rp 200
1
Rp 60
Rp 60
Rp 260

2.      Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran kebutuhan bahan baku adalah perencanaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuham bahan baku diperinci berdasarkan jenis bahan baku, macam barang jadi yang akan dihasilkan, dan bagian-bagian dalam pabrik yang menggunakan bahan baku tersebut. Besar kecilnya anggaran bahan baku tergantung kebijakan produksi apakah produksi stabil, persediaan stabil, atau mengamang, dan standar penggunaan bahan baku adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk yang dapat diketahui dengan observasi proses produksi, pengalaman masa lalu, dan pengalaman industri lain sejenis. Anggaran kebutuhan bahan baku menggunakan formula rumus sebagai berikut.
                  Kebutuhan Bahan Baku = SPB x Produksi

3.      Anggaran Bahan Baku dipakai
Anggaran bahan baku dipakai data disusun dalam satuan barang dan dalam satuan uang. Anggaran bahan baku dipakai yang disusun berdasarkan rupiah disebut anggaran biaya bahan baku, sedangkan anggaran biaya bahan baku disusun berdasarkan anggaran bahan baku dipakai dalam unit atau kuantitas standar bahan baku dipakai.
a.       Kuantitas Standar Bahan Baku Dipakai
Kuantitas standar bahan baku dipakai disusun berdasarkan anggaran produk ditambah dengan data kuantitas standar bahan baku per unit produk (KSBB). Misalkan pada anggaran produk perusahaan kecap cap ayam selama tahun 2015 memproduksi kecap setiap triwulan sebagai berikut.
Jenis Kecap
Triwulan
I
II
III
IV
Sedang
22 botol
23 botol
24 botol
26 botol
Manis
13 botol
13 botol
14 botol
14 botol
Asin
9 botol
10 botol
9 botol
10 botol
Jumlah
44 botol
46 botol
47 botol
50 botol
Total = I + II + III + IV = 187 botol

Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat disusun kuantitas standar bahan baku dipakai sebagai berikut.
Triwulan
Kecap Sedang
Kecap Manis
Kecap Asin
Jumlah
Kedelai
Gula Merah
Kedelai
Gula Merah
Kedelai
Gula Merah
Kedelai
Gula Merah
I
44
44
13
39
18
9
75
92
II
46
46
13
39
20
10
59
95
III
48
48
14
42
18
9
80
99
IV
52
52
14
42
20
10
86
104
Setahun
190
190
54
162
76
38
320
390

a.      Anggaran Biaya Bahan Baku
      Dalam menyusun anggaran biaya bahan baku digunakan ilustrasi tabel berikut ini.
Triwulan
Kedelai
Gula Merah
Jumlah Biaya Bahan Baku
KSt (Ons)
HSt (Ons)
Biaya Bahan Baku
KSt (Ons)
HSt (Ons)
Biaya Bahan Baku
I
75
Rp 100
Rp 7.500
92
Rp 60
Rp 8.520
Rp. 13.020
II
79
Rp 100
Rp 7.900
95
Rp 60
Rp 8.700
Rp 13.600
III
80
Rp 100
Rp 8.000
99
Rp 60
Rp 8.940
Rp 13.900
IV
86
Rp 100
Rp 8.600
104
Rp 60
Rp 6.240
Rp 14.840
Setahun
320
Rp 100
Rp 32.000
390
Rp 60
Rp. 23.400
Rp 58.400

b.      Anggaran Sediaan Bahan Baku
Sediaan bahan baku awal periode akan datang merupakan sediaan bahan baku akhir periode sekarang. Masalah dalam anggaran sediaan bahan baku adalah menentukan sediaan bahan baku akhir. Misalkan berdasarkan data sediaan bahan baku awal tahun 2016 sebagai berikut.
Kedelai                                    10 ons @ Rp 100        = Rp 1.000
Gula Merah                             15 ons @ Rp 60          = Rp    900   +
                                          Jumlah                                     = Rp 1.900
Diketahui KSt adalah 75 dan menetapkan putaran sediaan bahan baku 8 kali.
Untuk menentukan besarnya sediaan bahan baku akhir dapat digunakan rumus sebagai erikut.

SBBX dalam Rp = BBB       x 2 - SBBA
                          TPSBB
 




Keterangan :
SBBX       = Sedian bahan baku akhir
BBB                      = Biaya bahan baku
SBBA       = Sediaan bahan baku awal
TPSBB      = Tingkat putaran sediaan bahan baku
Sediaan bahan baku akhir (SBBX) dalam kuantitas (ons) diperoleh dari perhitungan sebagai berikut.
SBBX dalam Rp : Hst
Misalkan kuantitas sediaan bahan baku akhir gula merah pada triwulan II = Rp 875 : Rp 100 = 8,75 ons, atau menggunakan rumus berikut.
SBBX dalam Kualitas           = BBB             x 2 - SBBA
                                     TPSBB
SBBX dalam Kualitas           = 75     x 2 - 108,75 ons
                                                     8
 







c.       Anggaran Belian Bahan Baku
Dalam menyusun anggaran belian bahan baku diperlukan data anggaran biaya bahan baku dan anggaran sediaan bahan baku dengan rumus sebagai berikut.

Belian Bahan Baku   = Sedian bahan baku akhir + Biaya bahan baku - Sediaan                                                      bahan baku awal 

d.      Anggaran Kas Keluaran untuk Beli Bahan Baku
Dalam perusahaan, membeli bahan baku yang semuana dibayar tunai maka anggaran kas keluar untuk beli bahan baku sama dengan anggaran belian bahan baku sehingga tidak perlu lagi membuat anggaran kas keluar untuk beli bahan baku. Akan tetapi bila syarat beli bahan baku sebagaian tunai dan sebagaian lagi kredit atau seluruhnya kredit, maka dibuat lagi anggaran kas keluar untuk beli bahan baku dan juga dibuat anggaran utang usaha.













BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bahan baku merupakan bahan langsung yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi yang dapat mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relative tinggi dibandingkan dengan bahan baku.Adapun tujuan penyusunan anggaran bahan baku yaitu : (a) Dapat diketahui kuantitas bahan baku dipakai maupun yang akan dibeli selama periode tertentu. (b) Dapat diketahui harga bahan baku, (c) Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada anggaran bahan baku, (d) Dalam penyusunan anggaran bahan baku terdapat biaya bahan baku yang merupakan salah satu unsure biaya pabrik, (e) Dengan anggaran bahan baku dimaksudkan untuk menjaga kelancaran produksi.
Adapun fungsi anggaran bahan baku diantaranya : (a) Sebagai dasar untuk menysun budget pembelian bahan mentah, (b) Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya bahan mentah, dan (c) Sebagai data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah. Anggaran bahan baku  terdiri dari 4 komponen, yaitu : anggarn kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku dan anggaran biaya bahan bau yang habis digunakan dalam produksi.
Dalam sistem pembelian bahan baku terdapat beberapa dokumen sumber dan dokumen pendukung yang menunjang bahan baku yakni sistem pembelian bahan baku, biaya yang dihitung dalam harga pokok bahan baku yang dibeli, penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi.



3 komentar: