BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecurangan atau fraud merupakan suatu
kesalahan yang dilakukan secara sengaja. Dalam lingkup akuntansi, konsep
kecurangan atau fraud merupakan penyimpangan dari prosedur akuntansi
yang seharusnya diterapkan dalam suatu entitas. Penyimpangan tersebut akan
berdampak pada laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Statement of
Auditing Standart dalam Norbarani (2012) mendefinisikan fraud sebagai
tindakan kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan
keuangan yang merupakan subyek audit. Salah saji material dalam laporan
keuangan akan menyesatkan stakeholder atau pengguna laporan keuangan
karena informasi yang ada dalam laporan keuangan tersebut tidak mencerminkan
kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Kecurangan telah terjadi selama beberapa
generasi. Kecurangan atau yang biasa disebut skandal keuangan telah melanda
perekonomian dunia sebelum revolusi industry. Pada organisasi perusahaan,
skandal keuangan tentu akan menyebabkan runtuhnya organisasi dunia. Suatu kecurangan yang dilakukan tentunya
harus dicegah dan dikendalikan secara efektif, sehingga dapat meminimalisir
ataupun menghilangkan tindakan kecurangan yang dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Faktor-faktor apakah yang mendasari perusahaan melakukan
skandal kecurangan?
1.2.2
Tindakan preventif apa saja yang dapat dilakukan perusahaan
dalam mengendalikan tindakan kecurangan pada stafnya?
1.2.3
Apa sajakah indicator penyebab kecurangan yang disampaikan
dalam penelitian yang berjudul “ Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dalam
Perspektif Fraud Triangle” ?
1.2.4
Apakah ada teori lainnya yang dapat digunakan sebagai
landasan teori penelitian serupa “Teori Penyebab Kecurangan” ?
1.2.5
Bagaimana hubungan variable independen dengan variable
dependen dakam penelitian tersebut ?
1.2.6
Apakah argument yang dikemukakan peneliti dalam merumuskan
hipotesis sudah tepat ?
1.2.7
Apakah ada variable lain yang dapat digunakan untuk
memprediksi kecurangan laporan keuangan ?
1.2.8
Bagaimana hasil penelitian dan kebermanfaatannya bagi
stakeholder ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk menjelaskan faktor- faktor yang mendasari perusahaan
melakukan skandal kecurangan.
1.3.2
Untuk mengetahui tindakan preventif yang dapat dilakukan
perusahaan dalam mengendalikan tindakan kecurangan pada stafnya.
1.3.3
Untuk mengetahui indicator penyebab kecurangan yang
disampaikan dalam penelitian yang berjudul “Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan
Dalam Perspektif Fraud Triangle”.
1.3.4
Untuk menjelaskan teori lain yang dapat digunakan sebagai
landasan teori penelitian serupa.
1.3.5
Untuk mengetahui hubungan variable independen dengan
variable dependen dalam penelitian.
1.3.6
Untuk mengetahui tepat tidaknya argument yang dikemukan peneliti
dalam merumuskan hipotesis.
1.3.7
Untuk mengetahui variable lain yang dapat digunakan untuk
memprediksi kecurangan laporan keuangan.
1.3.8
Untuk menjelaskan hasil penelitian dan kebermanfaatannya
bagi stakeholder.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
FAKTOR- FAKTOR YANG MENDASARI PERUSAHAAN
MELAKUKAN SKANDAL KECURANGAN
Setiap tindakan kriminal seperti kecurangan
tentu akan selalu didorong atau dipicu oleh suatu kondisi atau keadaan sebagai
penyebab terjadinya suatu perilaku tersebut. Berikut faktor-faktor yang
mendasari perusahaan melakukan skandal kecurangan, antara lain:
A. Insentif
atau Tekanan
Insentif atau tekanan merupakan suatu keadaan
dimana manajemen dan pegawai memiliki tekanan untuk menyalahsajikan laporan
keuangan secara material. Motivasi diri pelaku untuk melakukan kecurangan,
yaitu : tekanan keuangan, kebiasaan buruk, tekanan lingkungan kerja, dan
tekanan lainnya
B. Kesempatan
Kesempatan merupakan suatu
kondisi yang memberikan
kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk menyalahsajikan laporan keuangan.
Kesempatan timbul terutama karena lemahnya pengendalian internal untuk mencegah
dan mendeteksi kecurangan.
C. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan sikap, karakter, atau
seperangkat nilai-nilai etika yang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk
melakukan tindakan yang tidak jujur. Dalam hal ini, pelaku menganggap bahwa
yang dilakukan sudah merupakan hal yang wajar dilakukan oleh orang lain, merasa
berjasa besar terhadap organisasi dan seharusnya menerima lebih banyak dari
yang diterimanya, dan menganggap bahwa kecurangan yang dilakukan merupakan
solusi yang baik untuk menyelesaikan suatu masalah.
Selain
yang di jelaskan di atas, peran utama dari internal auditor sesuai dengan
fungsinya dalam pencegahan kecurangan berupaya untuk menghilangkan atau
meminimalisir sebab- sebab timbulnya kecurangan. Pada dasarnya kecurangan
sering terjadi pada suatu entitas apabila entitas tersebut memiliki,
diantaranya : (a) Pengendalian intern tidak ada ataupun lemah dan dilakukan
dengan tidak efektif, (b) Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan
integritas mereka, (c) Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan
atau ditempatkan dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan
keuangan yang mengarah tindakan kecurangan, (f) Industry dimana perusahaan
menjadi bagiannya memiliki sejarah atau tradisi kecurangan dan lain sebagainya.
2.2
TINDAKAN PREVENTIF YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN
DALAM MENGENDALIKAN TINDAKAN KECURANGAN
2.2.1 Mencegah Fraud Dengan
Pengendalian Internal
Penerapan pencegahan fraud bisa dilakukan dengan sistem
pengendalian intern. Berikut penjelasan serta hal-hal yang harus dilakukan
perusahaan dengan penerapan sistem pengendalian intern tersebut, antara lain:
A.
Lingkungan Pengendalian
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
lingkungan pengendalian, meliputi:
integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan
direksi dan komisaris atau komite audit, struktur organisasi, kebijakan dan
praktik pembinaan SDM, dan perwujudan peran pengawas intern.
B.
Penilaian
Risiko
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penilaian risiko meliputi : penetapan
tujuan instansi secara keseluruhan, penetapan tujuan pada tingkat kegiatan, dan
identifikasi risiko.
C.
Aktivitas
pengendalian
Hal-hal yang harus dilakukan perusahaan dalam
aktivitas pengendalian sebagai cara untuk mencegah fraud antara lain: (1) Melakukan pengamanan sistem informasi,
akses, perangkat lunak dan pelayanan, (2) Melakukan perbandingan antara kinerja
dengan tolak ukurnya dan nilai keberhasilannya, (3) Melakukan pengendalian
kelengkapan, akurasi, dan keandalan pemrosesan, (4) Membuat strategi
perencanaan dan pembinaan SDM dan dibuat uraian jabatan, dan (5)Mengkomunikasikan visi, misi, tujuan
dan strategi kepada pegawai.
D.
Informasi dan Komunikasi
Hal-hal yang harus dilakukan perusahaan dalam
informasi dan komunikasi sebagai cara untuk mencegah fraud antara lain: (1) Tugas yang dibebankan kepada pegawai
seluruhnya dikomunikasikan dan diawasi pelaksanaannya, (2) Mengkomunikasikan
tanggung jawab dan pentingnya pengendalian intern ke seluruh tingkatan, (3) Melaporkan
informasi internal dan eksternal secara teratur kepada pimpinan atau kepada
pihak-pihak yang terkait, dan (4) Ada keteraturan berkomunikasi dengan aparat
pengawasan intern.
E.
Pemantauan
Hal-hal yang harus dilakukan perusahaan dalam
informasi dan komunikasi sebagai cara untuk mencegah fraud antara lain: (1) Dapat mengidentifikasi adanya masalah
pengendalian intern, (2) Ada rapat untuk meminta masukan tentang efektivitas
pengendalian, (3) Ada strategi pemantauan berkelanjutan yang efektif, (4) Struktur
organisasi dan supervisi dapat membantu mengawasi pengendalian intern.
2.2.2
Mencegah Fraud Dengan Menerapkan Manajemen Risiko
Dalam perusahaan ada beberapa risiko
yang dihadapi oleh manajemen antara lain risiko operasional, risiko keuangan
dan risiko integritas. Untuk mencegah adanya kecurangan, maka diperlukan adanya
penerapan manajemen risiko, khususnya pada risiko integritas.
Untuk pemecahan masalah
tersebut, maka perusahaan dalam manajemen risiko harus melakukan hal-hal berikut
: (a) Perusahaan harus menerapkan misi yang baik untuk memelihaara kedudukan yang baik di masyarakat,
(b) Ada mekanisme umpan balik terhadap kebijakan, (c) Mengadakan pelatihan keamanan
dan etika bagi karyawan, (d) Menerapkan pengendalian akuntansi yang andal, (e) Penyaringan
yang seksama terhadap pelamar untuk menjadi pegawai baru dan lain sebagainya.
2.2.3 Mencegah Fraud
Dengan Menerapkan Good Corporate
Goverance (GCG)
Penerapan GCG sangat berpengaruh dalam
mengimplementasikan tata kelola yang baik dalam perusahaan, sehingga dapat mencegah fraud. Agar pencegahan tersebut berjalan dengan efektif, maka harus
memperhatikan prinsip-prinsip dasar GCG, yaitu: Prinsip transparansi,
akuntabilitas, kewajaran, integritas, dan partisipasi.
2.2.4
Mencegah Fraud
Dengan Mengefektifkan Aktivitas Pengendalian
A.
Review Kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran, prakiraan atau kinerja periode sebelumnya dan review atas kinerja fungsional atau
aktivitas seseorang manajer kredit atas laporan cabang perusahaan tentang
persetujuan dan penagihan pinjaman.
B.Pengolahan Informasi
Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk
memeriksa ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi. Dua pengelompokan
luas aktivitas pengendalian sistem informasi adalah pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi. Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi
adalah sah, diotorisasi semestinya dan diolah secara lengkap dan akurat.
C. Pengendalian
Fisik
Aktivitas pengendalian fisik mencakup
keamanan fisik aktiva, penjagaan yang memadai terhadap fasilitas ya g
terlindungi dari akses terhadap aktiva dan catatan, otorisasi untuk akses ke
program computer dan data files serta perhitungan secara periodic dan
pembandingan dengan jumlah yang tercanntum dalam catatan pengendali.
D. Pemisahan Tugas
Pembebanan tanggungjawab ke orang yang
berbeda untuk memberikan otorisasi, pencatatan transaksi, menyelenggarakan
penyimpanan aktiva ditujukan untuk mengurangi kesempatan bagi seseorang dalam
posisi baik untuk berbuat kecurangan.
2.3
INDIKATOR PENYEBAB KECURANGAN YANG
DISAMPAIKAN DALAM PENELITIAN
Dalam
penelitian tersebut, Cressey (1953) menyatakan bahwa fraud mempunyai tiga kondisi (fraud
triangle) yang mendukung terjadinya fraud,
yaitu insentif atau tekanan (pressure),
peluang atau kesempatan (opportunity),
dan dalih untuk membenarkan (rationalization).
Berikut penjelasan masing- masing
indicator dengan variable yang digunakan, yaitu :
A.
Tekanan
Tekanan adalah dorongan seseorang untuk
melakukan fraud, biasanya muncul
karena kebutuhan financial, tetapi dapat juga karena keserakahan, seperti
penggelapan uang perusahaan yang bermula dari kebutuhan ekonomi mendesak yang
tidak dapat diceritakan oleh orang lain. Adapun variable yang digunakan
meliputi :
1. Financial
stability pressure atau
tekanan stabilitas keuangan merupakan kondisi perusahaan yang tidak stabil
sehingga menjadi tekanan bagi manajemen karena dipandang dapat menghambat
aliran dana investasi di tahun mendatang.
2. Financial
targets atau target keuangan merupakan
suatu target yang ditentukan oleh para pemegang saham agar manajemen perusahaan
melakukan kinerja semaksimal mungkin.
B.
Kesempatan
atau Peluang
Fraud juga
terjadi karena adanya peluang seperti pengendalian yang lemah, tata kelola
organisasi yang buruk, sikap manajemen yang lalai, apatis, acuh tak acuh dan
gagal mendisiplinkan atau member sanksi pada pelaku. Adapun variable yang
digunakan meliputi :
1. Effective
monitoring atau pengawasan yang efektif
merupakan usaha manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk membandingkan
realisasi kinerja dengan standar, rencana, atau tujuan yang telah ditetapkan.
2. Organizational
structure atau struktur organisasi adalah
susunan dan hubungan antar tiap bagian yang menggambarkan pemisahan posisi atau
tugas dalam melakukan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan suatu
organisasi (perusahaan).
C.
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah pembenaran atas
perbuatan pelaku. Adapun variable yang digunakan meliputi :
1. Auditor
opinion atau opini audit adalah suatu
pernyataan auditor mengenai kesimpulan yang diperoleh atas laporan keuangan
auditan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Auditor
change atau pergantian KAP adalah suatu
perilaku dimana klien berpindah kantor akuntan publik secara sukarela maupun
wajib.
2.4
TEORI LAIN YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM
PENELITIAN SERUPA “TEORI PENYEBAB KECURANGAN”
Dalam jurnal, penelitian yang berjudul
“Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan
dalam Perspektif Fraud Triangle” menggunakan teori keagenan dan teori triange fraud sebagai landasan teorinya. Namun, selain itu ada
beberapa teori lain yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengkaji mengenai
penyebab terjadinya kecurangan, diantaranya adalah:
A.
Teori GONE (GONE
Theory)
Teori
ini dikemukakan oleh Jack Balogna yang diungkap pula dalam buku “Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional”
oleh BPKP Tahun 1999. Terdapat empat faktor pendorong seorang untuk melakukan
tindak kecurangan, yang dikenal dengan teori GONE, yaitu: Greed (keserakahan), Opportunity
(kesempatan), Need (Kebutuhan), dan Exposure (pengungkapan).
B.
Teori Monopoli (Klinggard Theory)
Teori
ini dikembangkan oleh Robert Klinggard dalam ”cleaning up and invigorating the civil cervice”. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya fraud
yaitu: C=M+D-A.
Menurut
teori ini korupsi (corrupt=C)
diartikan sama dengan monopoly (M)
ditambah kebijakan (decretism=D)
dikurangi pertanggungjawaban (Acountability).
Fraud sangat bergantung pada monopoli
kekuasaan yang dipegang oleh yang bersangkutan dan kebijakan yang dibuatnya.
Namun, kedua faktor itu dipengaruhi pula oleh kondisi akuntabilitas.
C.
Teori C=N+K
Teori
ini dikenal di jajaran atau profesi kepolisian yang menyatakan bahwa Kriminal
(C) sama dengan Niat (N) dan Kesempatan (K). Teori ini sangat sederhana dan
gamblang karena meskipun ada niat melakukan fraud,
bila tidak ada kesempatan tidak akan terjadi.
D.
Teori French dan Raven
Menurut
French dan Raven, ternyata setelah seseorang menjadi pelaku fraud, orang tersebut akan mempengaruhi
orang lain untuk berpartisipasi dalam kegiatan fraud. Pelaku fraud akan
memengaruhi orang lain dalam melakukan kekuasaan. French dan raven dalam
bukunya “The Basis of Social Power”membagi
kekuasaan menjadi 5 variabel, yaitu:
1.
Reward power, yaitu kemampuan dari pelaku fraud untuk meyakinkan korban bahwa ia
akan dapat keuntungan tertentu jika berpartisipasi dalam skema fraud yang dilakukan.
2.
Coercive power merupakan kemampuan dari pelaku fraud untuk membuat seseorang menerima
hukuman jika mereka tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan fraud.
3.
Expert power, yaitu kemampuan dari pelaku fraud untuk memengaruhi orang lain
karena keahlian atau pengetahuan yang dimilikinya.
4.
Legitimate power, yaitu kemampuan dari pelaku fraud untuk meyakinkan calon pelaku
bahwa pelaku fraud memiliki kekuasaan
yang sesungguhnya atas diri calon pelaku.
5.
Referent power, yaitu kemampuan pelaku fraud untuk menghubungkan dirinya dengan calon co-conspirator.
E.
Teori Dr. Steve Albrecht
Dr.
Steve menyatakan ada dua spek yang sangat mempengaruhi orang untuk melakukan fraud, yakni aspek personal (personal integrity and situational pressure)
dan aspek sistem lingkungan perusahaan (opportunity).
Fraud akan rendah ketika integritas
personal seseorang tinggi, kemudian sistem perusahaan baik (opportunity) dan tekanan dari lingkungan
untuk melakukan fraud rendah.
F. Teori
Ramirez Torres
Menurut Torres suatu tindak korupsi
(kecurangan) akan terjadi jika memenuhi persamaan berikut:
(Rc > Pty x Prob, yang
dimana Rc = Reward, Pty = Penalty, Prob = Probability).
Seseorang
akan melakukan korupsi (kecurangan) jika hasil (Rc=Reward) yang didapat dari
korupsi lebih tinggi dari hukuman (Pty=Penalty) yang didapatkan dengan
kemungkinan (Prob=Probability) tertangkapnya yang kecil.
G.
Teori Richard C. Hollingger dan Jonh P. Clark
Hollingger
dan Jonh P. Clark dalam buku “Theft by
Employee”menyimpulkan bahwa pegawai melakukan fraud di tempat kerjanya semata-mata karena kondisi lingkungan
kerja yang tidak memadai dan adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan mereka.
2.5
HUBUNGAN VARIABEL INDEPENDEN DENGAN VARIABEL
DEVENDEN DALAM PENELITIAN
Variable
dependen dalam penelitian ini yaitu kecurangan laporan keuangan. Sedangkan
variable independen meliputi : financial
stability pressure, financial targets, effective monitoring, organizational
structure, auditor opinion, dan
auditor change. Adapun hubungan dari masing- masing variable independen
terhadap kecurangan laporan keuangan (variable dependen), sebagai berikut :
A. Financial Stability Pressure
Financial stability pressure merupakan kondisi perusahaan yang
tidak stabil dan kinerja perusahaan
terlihat menurun sehingga menjadi tekanan bagi manajemen. Dalam penelitian ini,
hipotesis pertama menyatakan bahwa financial
stability pressure tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Hal ini dikarenakan secara umum perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini memiliki rata- rata pertumbuhan aset yang cukup tinggi.
B. Financial Targets
Financial target merupakan target keuangan yang
diberikan pemegang saham kepada manajemen perusahaan. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa financial targets
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan, karena suatu manajemen dengan
target keuangan yang tinggi akan berusaha untuk mencapai target walaupun secara
aturan itu salah.
C. Effective monitoring
Effective monitoring merupakan keadaan dimana perusahaan
memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja perusahaan. Dalam
penelitian ini dikatakan bahwa effective
monitoring berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
D. Organizational structure
Organizational structure merupakan susunan dan hubungan antara
tiap bagian baik secara posisi maupun tugas dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa organization structure tidak berpengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan pergantian manajemen
perusahaan dikarenakan periode jabatan yang telah berakhir, faktor usia dan
lain sebagainya.
E. Auditor opinion
Auditor opinion adalah laporan akuntanpublik sebagai
hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan.
Dalam penelitian ini dikatakan bahwa auditor
opinion tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan karena
pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada konsep keyakinan yang
memadai.
F. Auditor change
Auditor change merupakan perubahan atau pergantian
auditor. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa auditor change tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan.
2.6
KETEPATAN ARGUMEN YANG DIKEMUKAKAN PENELITI
DALAM MERUMUSKAN HIPOTESIS
Menurut kami, argument yang dikemukakan
peneliti dalam merumuskan hipotesis kurang tepat, karena :
A. Hipotesis
Ditolak
1. Hipotesis pertama (H1) : “Financial
stability pressure berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan
keuangan.” Hasil pengujian hipotesis tersebut menunjukkan nilai signifikansi 0,461 > 0,05, yang artinya tidak
berpengaruh dan hipotesis di tolak.
2. Hipotesis ke empat (H4) : “ Organizational
structure berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil
pengujian hipotesis tersebut menunjukkan nilai signifikansi 0,132 > 0,05, yang
artinya tidak berpengaruh dan hipotesis di tolak.
B. Kesalahan
Penarikan Kesimpulan
1. Hipotesis ketiga (H3): “Effective
monitoring berpengaruh negative
terhadap kecurangan laporan keuangan”. Dalam pengujiannya nilai signifikansi
0,003 < 0,05, yang artinya berpengaruh. Dalam hal ini peneliti menarik
kesimpulan menerima hipotesis, yang seharusnya hipotesis ditolak.
2. Hipotesis kelima (H5) : “
Auditor opinion berpengaruh negative terhadap kecurangan laporan keuangan”.
Dalam pengujiannya nilai signifikansi 0, 318 > 0,05, yang artinya tidak
berpengaruh. Dalam hal ini peneliti menarik kesimpulan menolak hipotesis, yang
seharusnya hipotesis diterima.
3. Hipotesis keenam (H6) :“Auditor
change berpengaruh negative terhadap
kecurangan laporan keuangan”. Dalam
pengujiannya nilai signifikansi 0,234 > 0,05, yang artinya tidak
berpengaruh. Dalam hal ini peneliti menarik kesimpulan menolak hipotesis, yang
seharusnya hipotesis diterima
2.7
VARIABEL LAIN UNTUK MEMPREDIKSI KECURANGAN
LAPORAN KEUANGAN
Adapun
beberapa variable lainnya yang dapat digunakan untuk memprediksi laporan
keuangan , yaitu :
A. Aktivitas
Pengendalian
Secara umum
komponen dari prosedur-prosedur pengendalian yang digunakan dalam lima
kategori yaitu : Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai, pemisahan
tugas, desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai, penjagaan aset
dan catatan yang memadai, dan pemeriksaan independen atas kinerja.
B. Sistem
Kompensasi
Indikator sistem kompensasi meliputi : jenis
standar kinerja yang digunakan, dasar promosi jabatan, dan sosialisasi standar honorarium dan promosi.
C. Moralitas
Moralitas adalah sifat
moral/keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Moral dapat diartikan sebagai ajaran
kesusilaan, yang memuat ajaran tentang baik buruknya perbuatan.
D. Motivasi
Istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yakni movere, yang berarti
“menggerakkan” (to move). Motivasi
adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
E. Sistem
Pengendalian Internal yang Efektif
Sistem pengendalian intern merupakan kebijakan
dan prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang memadai
bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya.
F.
External
Pressure
External Pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi
manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga.
G.
Personal
Financial Need
Personal financial need merupakan suatu kondisi di mana keuangan
perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan
H.
Nature of
Industry
Nature of Industry merupakan keadaan ideal suatu perusahaan
dalam industri.
2.8
HASIL PENELITIAN DAN KEBERMANFAATANNYA BAGI
STAKEHOLDER
Berdasarkan metode purposive sampling, jumlah perusahaan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 78 perusahaan manufaktur untuk
satu tahun pengamatan. Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik menggunakan uji
normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Hasil uji
normalitas menunjukkan nilai Asymp Sig
sebesar 0,072 yang berarti bahwa model regresi telah berdistribusi normal.
Hasil uji multikolineritas memiliki nilai tolerance untuk masing- masing
variable bebas lebih besar dari 0,10 atau nilai Variance Inflation factor kurang dari 10 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolineritas. Hasil uji heteroskedastisitas memiliki
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang menyatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi. Hasil pengujian Goodness of Fit menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,370 yang berarti bahwa variasi kecurangan
laporan keuangan (Y) mampu dijelaskan sebesar 37 % oleh variable independen
yang digunakan, sedangkan sisanya sebesar 63% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam model ini.
Berdasarkan
hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak semua faktor The Fraud Triangle yang dapat digunakan
untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa faktor tekanan yang diproksikan dengan variabel financial stability pressure tidak berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan, sedangkan proksi lainnya yaitu financial targets berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan
keuangan. Indikator untuk faktor peluang yaitu effective monitoring berpengaruh negatif terhadap kecurangan
laporan keuangan, sedangkan organizational
structure tidak berpengaruh terhadap kecurangan. Faktor ketiga yaitu
rasionalisasi yang diproksikan dengan auditor
opinion dan auditor change tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Hasil
penelitian yang diperoleh oleh peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi stakeholder, yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan pemakai laporan
keuangan mengenai cara mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan, memotivasi
perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan yang bebas dari kecurangan dan
salah saji yang material, serta sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa
terkait dengan berbagai kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan
rumusan masalah dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mendasari perusahaan melakukan skandal kecurangan yakni tekanan, kesempatan dan
rasionalisasi. Adapun beberapa cara yang dapat digunakan dapat mencegah
tindakan kecurangan yaitu : melakukan pengendalian internal, menerapkan
manajemen risiko, menerapkan GCG, dan mengefektifkan aktivitas pengendalian.
Adapun
indicator penyebab kecurangan yang disampaikan dalm penelitian tersebut
meliputi : Financial stability pressure
dan financial targets sebagai
indikator tekanan, Effective monitoring
dan organizational structure sebagai
indikator peluang, Auditor opinion
dan auditor change sebagai indikator
rasionalisasi. Dalam jurnal, penelitian yang berjudul “Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan dalam Perspektif Fraud Triangle” menggunakan
teori keagenan dan teori triange fraud sebagai landasan teorinya.
Akan tetapi, ada teori lain yang dapat digunakan yaitu : Teori GONE
(GONE Theory), Teori Monopoli
(Klinggard Theory), Teori C=N+K,
Teori French dan Raven, Teori Dr. Steve Albrecht, Teori Ramirez Torres, dan Teori Richard C. Hollingger dan Jonh P.
Clark. Ada beberapa variable lainnya
yang dapat digunakan untuk memprediksi laporan keuangan yaitu : Aktivitas
pengendalian, sistem kompensasi, moralitas, motivasi, sistem pengendalian
intern yang efektif, external pressure, personal financial need dan nature of industry.
Hasil
penelitian yang diperoleh oleh peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi stakeholder, yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan pemakai laporan
keuangan mengenai cara mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan, memotivasi
perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan yang bebas dari kecurangan dan
salah saji yang material, serta sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa
terkait dengan berbagai kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Apriani, Tetty, dkk. 2015. Deteksi Kecurangan laporan Keuangan dalam
Perspektif Fraud
Triangle. Jurnal Ilmiah Akuntansi & Humaniora, Vol
4 No 2.
Arens, Alvin A., R.J.Randal, M.S. Beasly dan
A.A. Jusuf.2011. Jasa Audit dan Assurance
Pendekatan terpadu (Adaptasi Indonesia)
Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
Astarani, Juanda dan Adelsi Angelita. Analisis Pengaruh Peranan Badan Pengawas,
Aktivitas Pengendalian, dan
Sistem Kompensasi terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi. Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Tanjungpura. Vol. 3, No. 2,
(Desember 2014): 43-64.
Karyono. 2013. Forensic Fraud. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.
Kurniawan, Gusnardi. 2013. Artikel “Pengaruh Moralitas, Motivasi dan Sistem
Pengendalian Intern
Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan”. Padang :
Universitas Negeri Padang
Najahningrum, Anik Fatun. 2013. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan
Kecurangan (Fraud) : Persepsi
Pegawai Dinas Provinsi DIY. Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
Tjahjono, Subagio dkk.
2013. Business Crime and Ethics. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar